Malas Itu Penyakit Hati yang Mematikan | PK
Malas Itu Penyakit Hati yang Mematikan | PK - Baiklah disini saya akan menjelaskan serta sharing kepada teman-teman dengan melanjutkan Pembahasan kemarin yaitu tentang Psikologi Kemalasan terkait Pembelajaran Motivasi Diri. Pada saat ini saya akan membahas tentang MALAS SEBAGAI RAJANYA KETIDAKSUKSESAN pada bagian Malas Itu "Penyakit Hati" yang Menyesatkan. Langsung saja simak penjelasannya dibawah ini.
Malas Itu "Penyakit Hati" yang Mematikan
"Hati adalah tempat perwujudan Tuhan
Bagaimana orang dapat menyebut sebuah hati sebagai rumah setan.
Pergi dan buanglah benda-benda jasmani itu
yang kau sebut sebagai hati kepada anjing-anjing!
Hati yang sebenarnya sedemikian rupa sehingga bahkan dalam
keadaan malapetaka sekalipun
engkau benar-benar tidak akan menemukan apa-apa
yang di dalamnya selain Allah."
(Nurud-Din Isfarayaini, Kaysf al-Asrar, 137)
Kalau melihat apa yang disampaikan oleh Nurud-Din, maka akan terlihat jelas dari kalimat indah di atas yang berbunyi Pergi dan buanglah benda-benda jasmani itu, yang kau sebut sebagai hati kepada anjing-anjing! Kalimat indah (tersebut) dengan tegas memberikan wacana tentang penyakit hati, yakni sebuah penyakit yang sulit memunculkan aura illahiah ke dalam diri. Sebab memang di dalamnya terdapat sekat-sekat alias dinding pemisah yang begitu jauh antara diri dan ilahi.
Karenanya Nuruddin benar-benar memahami bahwa seharusnya benda-benda yang mengotori hati haruslah segera disingkirkan. Bahkan jika perlu mencampakkannya ke dalam kubangan yang menjijikkan tanpa harga berlebih.
Salah satu penyakit hati yang saya yakin jika dibiarkan bebas berkeliaran tanpa adanya pengendalian diri (control of self) dan sudah pasti kelak akan merugikan diri adalah penyakit hati berupa malas. Malas yang kelewatan. Malas yang tanpa alasan kuat. Dan malas yang justru dibudidayakan serta dikembangbiakkan.
Nah, mengapa sampai malas ini dikategorikan sebagai penyakit hati atau penyakit rohani? Hal ini disebabkan sumber kemalasan pada substansinya adalah berasal dari hati. Ketika hati sudah mulai keropos meski raga masih kokoh, ditambah lagi dengan daya fikir yang terkontaminasi (tercampuri) oleh hal-hal yang merusak, maka yang terjadi adalah hati sebagai pusatnya gerak langkah baik dan buruk akan mengkomando untuk memanjakan diri yang sifatnya berkepanjangan alias malas yang tiada beralasan.
Dengan hati yang kurang bahkan tidak mengembangkan pembersihan akan semakin melarutkan kemalasan dari yang sifatnya wajar menjadi malas yang tidak wajar. Atau dari yang sifatnya biasa saja menjadi sesuatu yang kemalasannya luar biasa berbahaya bagi diri sendiri.
Dari gambar di atas nampak bahwa penyakit hati berupa kemalasan itu selalu diawali dari hal yang kecil. Selalu diawali dari hal yang biasa, sebagaimana dilihat pada nomor 1. Namun hal yang biasa atau kecil tersebut kemalasan yang tadinya wajar misalkan malas sejenak sebagai bentuk pelepas lelah dari berbagai aktivitas ternyata malah kebablasan jadi keterusan malas, kebablasan jadi ketagihan malas. Sehingga yang terjadi adalah ketidakwajaran sama persis seperti diagram ke 2, 3 dan punyaknya adalah 4.
Ketika seseorang sudah menginjakkan diri pada diagram ke 3 dan 4, itu berarti penyakit hati berupa kemalasan ini sudah benar-benar dahsyat. Dan sangat dimungkinkan butuh perjuangan dan riyadhah (usaha step by step) untuk menyembuhkannya.
Seseorang yang berhasil menyembunhkan diri dari penyakit malas ini tentunya melalui berbagai macam terapi adalah seorang yang tentunya memiliki niat besar untuk berubah halauan, memiliki semangat tinggi untuk keluar dari kungkungan yang mematikan. Sehingga sebesar apapun (seperti diagram no 4) jikalau keinginan besar itu datang untuk kembali menjadi baik maka tidak ada yang tidak mungkin untuk tidak sehat kembali, untuk tidak sembuh kembali. Dan endingnya kemalasan yang dikonsumsi hanyalah kemalasan yang sewajarnya saja.
Diagram diatas merupakan kebalikasn dari diagram pertama. Diagram kedua ini adalah diagram menuju perubahan yang sehat sebagaimana telah saya paparkan sedikit di atas dan ini menjadi suatu hal yang menggembirakan. Dan tentu saja haruslah dipertahankan eksistensi kesehatannya. Sehingga nantinya tidak terkontaminasi oleh virus-virus yang pada akhirnya akan membawa pada kemalasan akut lagi.
Karena pada substansinya sebagaimana hati yang juga sering kali berubah-ubah terkadang sedih terkadang senang, terkadang benci terkadang cinta atau terkadang ketawa terkadang pula menangis maka yang namanya suasana hati yang bersinggungan dengan kemalasan ini pun berubah-ubah. Terkadang keadaan diri mampu menguasai dan mengalahkan kemalasan. Sehingga yang tadinya kemalasan tidak wajar menjadi kemalasan yang wajar (lihat diagram IIIm nomor 1-4). Tapi di sisi lain ternyata tatkala keadaan diri sedang lemah, tanpa adanya pelindung yang kokoh maka yang terjadi adalah kemalasan yang tidak wajar datang lagi menyerang. (lihat diagram III, nomor 4-7).
Dari berbagai pemaparan di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa kemalasan itu dianggap kecil atau wajar manakala seseorang itu menyegaja memalaskan diri karena memang punya tujuan tersendiri, sebagaimana yang telah saya paparkan di atas. Misalkan untuk mengistirahatkan sejenak dari berbagai aktivitas yang begitu berjibun. Dan setelah dirasa cukup, maka aktivitas pun kembali diteruskan. Kemalasan pun segera ditinggalkan.
Sedangkan kemalasan itu sudah dianggap besar atau tidak wajar manakala seseorang sudah tidak mampu mengendalikan kemalasan yang ada pada dirinya. Sehari-harinya tidak ada yang bisa dikerjakan, melainkan hanya berleha-leha, bersenang-senang, yang pada intinya hidup beraktivitas tanpa beraktivitas dan berkreativitas positif. Dan kesemua hal itu benar-benar dinikmati. Tida ingin ditinggalkan. Terkecuali bagi mereka yang nantinya sadar akan kekeliruannya, tentu akan berusaha keras berubah halauan.
Dengan demikian, bisa dilihat bahwa penyakit malas ini memang sangat erat kaitannya dengan yang namanya support dari hati atau motivasi dari dalam hati. Ketika motivasi hati minim, maka kemalasan semakin menjadi-jadi dan ketika support dari dalam hati kuat maka kemalasan semakin terkikiskan.
"Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik maka semua tubuh menjadi baik, tetapi apabila ia rusak maka semua tubuh menjadi rusak. Ingatlah bahwa ia adalah kalbu atau hati." (HR. al-Bukhari dari Nu'aiman Ibn Basyir)
Semakin jelas bukan! Bahwa hati memang menjadi sumber penggerak-langkah seluruh tubuh manusia. Berbagai indera itu sendiri sesuai pemaparan Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. dalam Buku Kepribadian Dalam Psikologi Islam, oleh PT Raja Grafindo Persada Jakarta Tahun 2005, harus bersumber dari kalbu. Tanpa adanya kalbu maka indera pun tidak akan mendapatkan pucak persepsi, terutama persepsi spritual. Daya persepsi manusia itu sendiri baru akan terwujud manakala terjadi korelasi yang apik antara daya-daya qalbiyah dengan daya-daya indera. Dicontohkan dalam buku tersebut bahwa hewan memiliki daya indera, tetapi inderanya tidak mampu mempersepsikan sesuatu, sebab hewan tidak memiliki yang namanya kalbu.
Karenanya, agar terhindar dari penyakit malas yang mematikan ini hal terbaik dilakukan adalah dengan cara menghidupkan hati. Sama kuatnya dengan menghidupkan pembentengan diri bagaimana yang telah saya paparkan di sub bab 3 Malas itu "Bom Waktu" dalam psikologi Sufi karya Dr. Javad Nurbakhsy disebutkan bahwa dengan hati yang hidup maka segala perilaku dan tingkah laku pun menjadi hidup nan bermakna. Sebab di dalam hati tersebut yang ada hanyalah kegiatan-kegiatan spiritual yang membawa pada karakter-karakter diri yang mulia. Dengan berbagai kegiatan spiritual, sangat dimungkinkan mampu mencegah bisikan-bisikan negatif yang senantiasa mengajak kepada ketidakbertanggung-jawaban.
Lain halnya jika dikedepankan adalah hati yang mati alias hati yang setiap hari memunculkan banyak duri, hati yang pro dengan nafsu-nafsu tecela , maka yang terjadi adalah ketidakberanjakkan diri dari berbagai hal yang mematikan dalam artian mati untuk tidak berkarya, mati untuk tidak berkreativitas dan beraktivitas. Contohnya adalah dunia malas ini.
Oleh sebab itu tidak ada yang bisa Anda lakukan hari ini dan hari ke depan kecuali terus menghidupkan hati. Buatlah program-program "penghidupan hati", yakni program yang mengkayakan hati dengan sisi-sisi religiusitas tinggi. Yah, dengan program inilah akan membantu diri Anda pelah namun pasti terbebas dari jeratan/pengaruh syaithan, utamanya bebas dari kemalasan.
Di antara bentuk-bentuk "program pengkayaan hati" salah satunya adalah seringnya melakukan muhasabah diri (perhitungan diri) bahkan jika perlu setiap sebelum tidur malam dipikirkan apa yang telah diperbuat (baik itu perbuatan baik dan buruk yang dilakukan hari ini) manakala perbuatan baik maka disyukuri kepada illahi, dan manakala perbuatan butuk seperti malas ini maka harus diyakinkan pada diri Anda sendiri bahwa hari besok harus berubah, yah, hari besok saya harus keluar dari kemalasan yang membelenggu (itu yang harus Anda ucapkan). Dan jangan lupa sebelum tidur pun harus berdoa kepada sang pembolak-balik hati yakni illahi rabbi, agar hati Anda yang tadinya berpihak kepada keburukan (kemalasan) dibalikkan dengan mudah dan segera untuk berpihak kepada kebaikan (lepas dari kemalasan).
Baca Selanjutnya Di bawah ini :
- Malas, "Racunnya" Keberhasilan
- Malas, "Penipu Ulung" bagi Diri Sendiri
- Malas Itu "Bom Waktu"
- Malas Itu " Penyakit Hati" yang Mematikan
- Malas itu "Candu"!
Nahh begitulah pembahasan kali ini yaitu Malas Itu "Penyakit Hati" yang Mematikan. Menarik bukan? Jika anda suka, share ke teman atau keluarga anda sehingga kita bisa saling mempelajari ilmu-ilmu terkait pembahasan pada artikel ini. Jika ada yang kurang dimengerti silahkan komentar dibawah yah😇😇😇
Jika anda ingin mencari atau melanjutkan pembahasan terkait Psikologi Kemalasan silahkan cek di link berikut : Klik Disini
Demikianlah artikel pembahasan materi yang berjudul Malas Itu Penyakit Hati yang Mematikan | PK. Semoga bermanfaat bagi anda. Terima Kasih...
Sumber : Buku Panduan "Pengusir Kemalasan" dan "Pembangkit Motivasi-Diri" untuk kalangan Pelajar SMU/MA/SMK, Mahasiswa, Guru dan Dosen, Kaum Pesantren, Karyawan, Instansi Pemerintahan/Swasta dan Perusahaan. (Dr. Azam Syukur Rahmatullah, S.H.I., M.S.I., M.A.)
Posting Komentar untuk "Malas Itu Penyakit Hati yang Mematikan | PK"
Posting Komentar